Mitigasi Penataan Cargo Kapal RORO Jadi Perhatian KSOP Gresik 

104
Mitigasi Penataan Cargo Curah Kapal RORO Jadi Perhatian KSOP Gresik 
KMP Gili Iyang pada posisi saat di tunda TB Krisna sama TB Jayanegara ketika dievakuasi dari oerairan Karang Jamuang pasca kebakaran.

TITIKOMAPOST.COM, GRESIK –Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Gresik mengambil langkah mitigasi penataan cargo atau muatan kapal Roll On – Roll Off (RORO) demi keselamatan pelayaran pasca kejadian terbakarnya KMP Gili Iyang di perairan Karang Jamuang Selat Madura hingga dipaksa kembali dalam pelayarannya ke pelabuan pemberangkatan Gresik, Rabu (13/8) malam.

Kepala KSOP Kelas II Gresik, Capt. Herbert E.P. Marpaung mengatakan bahwa pihaknya melakukan evaluasi terhadap kejadian yang menimpa KMP Gili Iyang dengan memanggil pihak operator kapal, ekspedisi maupun tkbm duduk bersama membahas penataan muatan berkeslamatan dalam pelayaran sebagai langkah mitigasi meminimalisir potensi penyumbang penyebab kecelakaan diatas kapal laut, khususnya pada KMP Gili Iyang.

“Meski saat kejadian insiden KMP Gili Iyang penataan barang atau cargo bukan sebagai penyebab, namun kami memandang perlu melakukan upaya meminimalisir dengan melakukan penataan muatan yang benar dan safety. Sehingga bila terjadi keadaan buruk, penumpang masih dapat ruang gerak untuk upaya penyelamatan,” tuturnya, Jum’at (15/8/2025).

Menurut Capt. Herbert, langkah itu diambil sebagai upaya perbaikan tata cara penataan cargo atau muatan yang benar, karena dilapangan kami temukan muatan cargo tidak tertata dengan baik dari sisi safetynya kurang sehingga perlu dipahami oleh pihak operator kapal maupun ekspedisi agar kedepan ditata yang berkeselamatan.

“Dilapangan masih kita lihat cargo atau muatan ditata tidak diberi pengaman, misal jaring-jaring pengaman agar barang tidak terhambur bila kapal goyang kena ombak. Begitu juga ketinggian dari tumpukan barang tersebut dibatasi,” terangnya.

Capt. Herbert juga menambahkan, lain bila muatan atau cargo berada diatas truk akan lebih aman karena truk akan dilashing selama pelayaran. Sedang di gresik kan tidak ada turuknya, muatan itu ditata diatas car deck.

“Ditambah lagi jarak antara satu tumpukan muatan dengan yang lain terlalu berdekatan sehingga akses jalan untuk penumpang kurang leluasa. Itu yang akan kami perbaiki, “ imbuhnya.

Disinggung terkait aturan penataan cargo atau muatan diatas car deck kapal Roll On – Roll Off (RORO), Herbert mengambarkan, umumnya juga diatur secara ketat dan melibatkan persyaratan keamanan serta penanganan yang spesifik, meskipun secara definitif kapal RORO fokus pada kendaraan. Penanganan cargo harus memenuhi standar keselamatan, termasuk penyeimbangan beban kapal, pemasangan pengikatan atau lashing yang memadai, dan klasifikasi muatan yang tepat.

“Mengingat cargo atau muatan kapal Gili Iyang merupakan kebutuhan pokok masyarakat Bawean, intinya masih tetap bisa dibawa berlayar dengan teknik penataan yang safety. Tapi kalau operator masih tidak bisa menjamin berubah penataan cargonya seperti yang kita maksud, ya saya larang untuk dimuat demi keselamatan pelayaran,” tegas Herbert.

Capt. Herbert juga berharap, operator kapal lebih optimal lagi memperhatikan seluruh aspek, tidak hanya keselamatan, kelaik lautan yang bisa dilihat secara visual tapi juga mekanisme oprasionalnya. Karena operasional kapal itu juga akan mempengaruhi keselamatan.

“Kejadian kemarin ASDP harus bisa review secara keseluruhan, tidak hanya yang terlihat. Kejadian konsleting itu bisa jadi momentum perbaikan,” tandas Herbert.

Menambahkan, Kasi KBPP KSOP Gresik, Capt. M. Firmawan menjelaskan bahwa penyebab kebakaran diatas KMP Gili Iyang dari instalasi kelistrikan disisi kanan kapal yang menyebabkan berpengaruh pada fungsi GPS dan Kemudi sehingga kapal di Off engine kan.

“Kalau mesin aman, tapi karena kelistrikan itu mempengaruhi fungsi 5 sistem, diantaranya GPS dan Kemudi maka mesin kapal dimatikan,” katanya.

“Sedang kelistrikan sisi kiri kapal aman yang terkait dengan Radar, Ais itu masih aman,” imbuh Firmawan.

Atas kecakapan ABK dapat cepat mengatasi kebakaran itu sehingga tidak meluas. Namun untuk penyebabnya masih dalam pendalaman.

“Setelah kejadian itu, kapal langsung dibawa ke docking di galangan kapal milik ASDP yang ada di Madura,” pungkasnya. (RG)