PMS Pamer Minicont Di Ajang IMF-World Bank Group 2018

51
Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah) di dampingi Direktur Utama PT Pelindo III Doso Agung (kanan) dan Direktur Utama PT PMS Eko Hariyadi Budiyanto (kiri) saat kunjungi stand pameran PT Pelindo III (Persero) di IMF-WB Group 2018 Bali, Selasa (9/10/2018).

BALI – PT Pelindo III (Persero) turut ambil bagian pada acara tahunan IMF-World Bank Group 2018 yang diselenggarakan di Pulau Dewata dengan memamerkan sebuah karya inovasi hasil sinergi BadanUsahaMilikNegara (BUMN) antara  PT Pelindo Marine Service (PMS) dengan PT Semen Indonesia Logistik (SILOG)yang diberi nama Mini Container (MiniCont). Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT. Pelindo Marine Service (PMS), Eko Hariyadi Budiyanto bahwa pihaknya melalui pameran ini ingin memperkenalkan kepada dunia usaha pelayaran maupun perusahaan pengiriman barang sebuah kontainer mini yang memiliki kekuatan  sama dengan kontainer pada umunya.

“ Minicont  ini sendiri dihadirkan guna menjawab permasalahan logistic sebagai solusi yang cepat dan praktis dengan penyederhanaan alat angkut untuk memotong jalur distribusi serta dapat menjangkau ke seluruh penjuru nusantara,” ujarnya disela-sela kunjungan Menteri BUMN, Rini Soemarno di stand pameran milik PT Pelindo III yang sangat mengapresiasi karena ide dan karya murni sinergi BUMN Indonesia, Selasa (9/10/2018).

Menurut Eko Hariyadi, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau yang tersebar tentu memiliki tantangan dalam mengatur system logistik nasional. Salah satu tantangan yang harus dihadapi yaitu tingginya biaya logistik serta banyaknya remote area yang kurang bahkan belum tersentuh karena sulitnya akses transportasi darat menuju tempat tersebut. Pelindo III sebagai perusahaan BUMN menjawab permasalahan logistic tersebut dengan menyediakan solusi yang cepat dan praktis dengan melakukan penyederhanaan alat angkut yang dapat memotong jalur distribusi serta dapat menjangkau ke seluruh penjuru nusantara. Guna mewujudkan ide tersebut Pelindo III menunjuk salah satu anak usahanya yaitu PT Pelindo Marine Service (PMS) untuk melakukan inovasi dengan menciptakan Mini Container yang disebut MiniCont.

Baca Juga  Mudik Balik Ceria Penuh Makna di Pulau Sapeken, Pagerungan dan Kangean

“MiniCont ini menawarkan kekuatan dan keamanan yang sama dengan container yang ada namun dengan ukuran yang lebih kompak,” katamya.

Direktur Utama PT PMS Eko Hariyadi Budiyanto saat di stand pameran Minicont.

Perlunya MiniCont dalam Sistem Logistik Nasional

Dalam existing supply chain, barang – barang yang melalui transportasi laut, di pelabuhan tujuan masih harus transit terlebih dahulu di local warehouse guna melakukan proses stripping dan/atau stuffing. Barang-barang tersebut akan dibongkar terlebih dahulu untuk kemudian dipindahkan ke truk box ukuran lebih kecil agar dapat menjangkau daerah – daerah pelosok. Disini dibutuhkan waktu, aktifitas, dan biaya tambahan. MiniCont dibangun dengan semangat untuk mempercepat atau memperpendek supply chain. Proses stripping stuffing dapat dilakukan di distribution centers di pelabuhan asal sehingga dapat mempercepat waktu pengiriman barang karena barang dari pelabuhan utama dapat langsung dinaikkan kendaraan colt diesel dan siap didistribusikan ke seluruh pelosok nusantara.

“Dengan menggunakan MiniCont maka tidak ada lagi waktu, energy, dan biaya terbuang dalam aktifitas logistik,” terang Eko Haryadi.

Sinergi BUMN Pengembangan MiniCont

Guna mewujudkan ide tersebut dilakukan kerjasama sinergi antar BUMN, yang dilakukan melalui kerjasama penyusunan design dan pembuatan prototype MiniCont antara PT Pelindo Marine Service selaku anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dengan PT Semen Indonesia Logistik (SILOG) yang merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. melalui divisi Bidang Usaha Barang Industri & Fabrikasi yang telah berpengalaman selama 44 tahun di bidang fabrikasi. Adapun untuk pembuatan Minicont tersebut 100% menggunakan komponen lokal (dalam negeri). Untuk pengangkutan MiniCont, Eko Hariyadi menambahkan, dapat menggunakan truk CDD (Colt Diesel Double) yang saat ini ready di pasaran dengan 6 ban dan chasis yang kokoh untuk mengangkut beban berat hingga 7.500 kg, dengan melakukan sedikit modifikasi flat deck sehingga dapat digunakan untuk menampung 2 unit MiniCont untuk setiap unit truk CDD.

Baca Juga  Korwil UPT Ditjen Hubla Jawa Timur Bersama KUPP Kelas III Sapudi Kawal Arus balik Santri Sapudi

“Prototype proyek MiniCont dan flat deck saat ini sudah siap untuk dipamerkan dan direncanakan tahun depan akan diproduksi secara masal hingga mencapai sekitar 1.000 unit MiniCont,” akunya.

Keuntungan yang diterima pengguna jasa apabila menggunakan MiniCont?

Dengan menggunakan Minicont ada dua keuntungan yaitu, yang pertama efisiensi biaya artinya menghilangkan fungsi gudang lokal dan depo sebagai tempat transit barang dari container ke box truck, logistic planning ke toko-toko dilakukan di distribution center, bukan lagi di gudang lokal, seluruh biaya operasi gudang lokal termasuk man power dan biaya inventory akan hilang, penghematan biaya reposisi Rp 2-3 juta/ 20’ container. 9 unit MiniCont dapat dilipat dan dimasukkan dalam 1 unit 20’ container dalam proses reposisi.

“Dan kedua, percepatan proses distribusi, dengan tidak adanya gudang lokal, maka proses handling in/out dan sortir barang di gudang lokal akan hilang, sehingga mempercepat waktu pengiriman (lead time) 4-6 hari serta mempercepat distribusi barang untuk masuk kedaerah yang sulit dijangkau oleh truck container pada umumnya,” pungkasnya.

Baca Juga  Pelindo Jamin Layanan Operasional Logistik Selama Libur Lebaran 2024

Adapun fitur yang dimiliki MiniCont adalah sebagai berikut:

•  Konstruksi material dari baja ringan dan aluminium sehingga tahan lama;
• Tahan api, air, angin, dan hewan pengerat;
• Lapisan cat tahan karat;
• Dilengkapi dengan forklift hole;
• Dapat ditempatkan diatas colt diesel;
• Dapat dilipat saat kondisi kosong. (Ehay/ruu)

 

 

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE