Polisi Belum Putuskan Ada Dugaan Pemukulan Atas Laporan Agoeng Prasodjo

39

SAKSI TIDAK HADIR DAN HASIL VISUM BELUM ADA

SURABAYA – Reaksi anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya Agoeng Prasodjo yang melaporkan Hendrik Purnomo setelah mendorong dirinya akibat reflek spontanitas karena geram merasa terdolimi penuh tanda tanya besar. Pasalnya, dalam laporan polisi tersebut telah dijelaskan bahwa aksi insiden keributan di lantai 2 gedung DPRD terjadi dugaan pemukulan, pada Senin (28/1) kemarin.

Kanitreskrim Polsek Genteng AKP Didik mengatakan, Kami telah menerima laporan Agoeng Prasojo namun kasus ini masih dalam penyelidikan dan penyidikan.

“Kami sudah memanggil saksi – saksi namun tidak hadir untuk itu kami memohon waktu untuk melakukan penyidikan dan penyelidikan, termasuk memanggil para pihak untuk bisa didengar keterangannya,” Ujar AKP Didik, Selasa (29/1/2019).

Mengenai insiden itu, lanjut Didik, dugaan pemukulan yang dilakukan Terlapor belum bisa memastikan adanya penganiayaan.

“Hasil visumnya belum keluar jadi kami pihak penyidik belum menyimpulkan apakah itu adanya dugaan pemukulan,” Imbuhnya.

Sedang, peristiwa terjadinya keributan di lantai 2 gedung DPRD Kota Surabaya itu sendiri, berawal dari kedatangan Hendrik Purnomo bersama adik dan anak – anaknya untuk memenuhi panggilan Ketua DPRD Kota Surabaya, Pak Armuji terkait upaya mencari jalan penyelesaian permasalahan prahara rumah tangganya yang sudah tahunan tak ditanggapi dewan.

Baca Juga  Pj Gubernur Jatim Adhy Minta Kegiatan Bongkar Muat Pupuk di Pelabuhan DABN Untuk Sementara Dihentikan  

“Saya merasa tidak ada tanggapan meski sudah berulang kali menyampaikan pengaduan kepada badan kehormatan (BK) yang tak kunjung ada panggilan. Makanya saya sampaikan kepada pak Armuji ketua dewan dan beliau mempersilahkan untuk ketemu pada hari Senin kemarin itu,” kata Hendrik.

Setiba di gedung DPRD Kota Surabaya, Hendrik mengirimkan pesan melalui via whatsapp kepada Agoeng Prasodjo karena dirinya yakin bahwa yang bersangkutan ada di kantor dewan karena ada paripurna namun tidak ada tanggapan.

“Saya mengirim pesan kepada Agoeng bahwa ada diruangan Pak Armuji dan masalah prahara rumah tangga akan segera diselaikan, “ terangnya.

Setelah mengirim pesan via whatsapp tersebut, tidak lama kemudian Angoeng melintas dan dilihat adik saya.

“Nah, ketika melihat Angoeng melintas saya berteriak, namun dirinya lari dengan spontan akhirnya saya dorong,” Terang Hendrik.

Namun, Hendrik menambahkan,  mungkin saya dan keluarga dikira ada diruangan Ketua DPRD Kota Surabaya Pak Armuji sehingga Agoeng mencoba menhindar melalui jalan belakang.

“Padahal kita masih menunggu beliau karena sedang ada rapat paripurna di depan ruangannya sambil berbincang –bincang dengan ketua badan kehormatan,” ungkapnya. (RG/red)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE