Ditengah Kontroversi, La Nyalla Mampu Raub Ratusan Ribu Suara Pamekasan Madura

44
Calon DPD Jawa Timur, La Nyalla Mattaliti.

PAMEKASA – Ditengah kontroversi pernyataan La Nyalla “Potong Leher” yang disoal masyarakat Madura nampaknya tak menyurutkan dukungan warga Madura terhadap Calon anggota DPD RI Jawa Timur tersebut. Pasalnya, La Nyalla Mattaliti masih bisa mendapatkan suara sebanyak 100 ribu lebih di Kabupaten Pamekasan.

Bahkan, mantan Ketua Umum PSSI ini, masuk peringkat tiga besar perolehan terbanyak di Pamekasan. Hal itu seakan menepis kontroversi persoalan tersebut dan nampak masih besar harapan masyarakat Madura terhadapnya dalam berkiprah sebagai wakil mereka di pusat.

La Nyalla meraih 113.702 suara. Dua calon DPD lainnya yang perolehannya juga besar yaitu Ahmad Nawardi sebanyak 217.945 suara dan A. Syaiful Ismail sebanyak 138.909 suara.

Perolehan suara tersebut diketahui setelah KPU Kabupaten Pamekasan menggelar sidang pleno rekapitulasi di gedung Bakorwil Pamekasan sejak Rabu (1/5/2019).

Relawan La Nyalla Mattaliti di Pamekasan Ahmad Zaky menjelaskan, kontroversi pernyataan La Nyalla tentang potong leher jika Prabowo menang di Madura, tidak berdampak kepada elektoral La Nyalla. Sebab, masyarakat Pamekasan memahami konteks dari pernyataan tersebut. Namun, bagi sebagian orang yang tidak bisa mencerna pernyataan La Nyalla, dipelintir menjadi tantangan secara fisik.

Baca Juga  Tingkatkan Sinergitas, Kepala Jasa Raharja dan Pembina Samsat Lakukan Audiensi Bersama PJ Walikota Kediri

“Faktanya banyak masyarakat yang mau memilih La Nyalla di Pamekasan. Suaranya 100 ribu lebih,” terang Ahmad Zaky, saat ditemui di lokasi rekapitulasi, Kamis (2/5/2019).

Ketua KPU Pamekasan Mohammad Hamzah menjelaskan, hasil rekapitulasi untuk DPD RI sudah hampir final.Ada beberapa perubahan yang butuh diperbaiki lagi karena masih ada PPK yang belum melengkapi perolehan suaranya.”Hasil hari ini belum final karena ada PPK yang belum menyerahkan hasil hitungan kepada kami. Butuh revisi sedikit lagi,” ungkap Hamzah.

Potong Leher

Sedang, La Nyalla Sendiri sudah menjelaskan terkait istilah “Potong Leher” yang digunakannya dalam memecut kadernya yang ada di Madura dalam mendukung arah politik organisasi.

“Saya tidak pernah menantang orang. Saya tidak pernah mengatakan wahai orang Madura potong leher saya,” terangnya, Jum’at (3/5/2019).

La Nyalla menjelaskan, saya memimpin beberapa organisasi dan yayasan. Mulai dari Pemuda Pancasila, KADIN, KONI dan yayasan milik saya sendiri, La Nyalla Academia, yang sudah berkiprah selama 20 tahun di Jatim. Saya memiliki kader, anggota hingga simpatisan dari sisi struktural maupun pertemanan. Dan itu tersebar di 38 kabupaten kota di Jatim. Termasuk di Madura. Saya punya bahasa dan cara berkomunikasi di kalangan kader dan anggota saya. Salah satunya adalah bahasa tantangan kepada mereka supaya mereka tahu kalau saya totalitas. Bukan main-main. Dan untuk itu, mereka juga akan totalitas mengikuti langkah saya. Kerja beneran. Kalau saya secara khusus menantang orang Madura, buat apa? Saya punya kader dan anggota sendiri di Madura. Saya juga punya keluarga di Madura. Anak saya, ketua Sapma Pemuda Pancasila Jatim itu juga berdarah Madura. Mereka yang saya tantang untuk bekerja memenangkan pasangan Pak Jokowi-Kiai Makruf di Madura. ltu adalah bahasa komando saya kepada kader dan anggota saya. Yang bukan kader dan anggota saya ya tidak perlu ikut komentar. (Diea/reko)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE