Khofifah: Teknologi Padi Ratun Cocok Dikembangkan

23
Gubenur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Sidoarjo Saiful Illah, Kadis Pertanian Jatim, Dirut PT Jatim Grha Utama, Dirut PT Panca Wira saat turun ke sawah lakukan panen hasil terobosan teknologi penanaman Ratun di Sidoarjo, Senin (17/6/2019).

SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan Panen atas keberhhasilan uji coba Padi R5 di Desa Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo, Senin (17/6/2019).

Khofifah yang didampingi Bupati Sidoarjo Saiful Illah, Kadis Pertanian Jatim, Dirut PT Jatim Grha Utama, Dirut PT Panca Wira saat turun ke sawah mengatakan, terobosan tanaman padi dengan teknologi Ratun sangat baik dan cocok untuk dikembangkan di semua jenis lahan. Kelebihan unggulannya, hanya dengan sekali tanam, bisa dipanen sampai lima kali dalam waktu setahun. Hasil panen satu hektar bisa menghasilkan 6 sampai 7 ton, untuk satu hektar lahan.

“Tanaman padi dengan teknologi Ratun ini adalah Revolusi kelima, tadi penemunya telah memberikan testimoni, dan sangat cocok dikembangkan di semua jenis lahan. Dan, barusan terkonfirmasi untuk HAKI nya sebagai hak kekayaan intelektual sudah turun. Harapan kita, para pimpinan Bakorwil bisa mengembangkan di wilayahnya masing-masing,” terangnyan.

Di tahun kedua, lanjut Khofifah, metode penanaman padi Ratun yang dengan sekali tanam bisa dipanen lima kali selama setahun ini bisa dipahami para petani atau Gapoktan, karena sangat baik untuk menopang swasembada pangan khususnya padi.

Baca Juga  Mudik Balik Ceria Penuh Makna di Pulau Sapeken, Pagerungan dan Kangean

“Keunggulan teknologi Ratun, dalam satu musim tanam atau selama setahun, bisa lima kali panen. Ini sangat baik dikembangkan karena nilai tambahnya banyak sekali. Termasuk mengurangi pemakaian pupuk NPK hingga 50 persen. Juga membantu daya dukung ketersediaan pangan serta bisa mengatasi problem kemiskinan di pedesaan. Disamping itu, para petani tidak meninggalkan pekerjaan lainnya,” urai gubernur perempuan pertama yang juga mantan Menteri Sosial itu.

Khofifah menambahkan, inovasi penanaman padi Ratun juga bisa dikembangkan dengan sistem polybag yang tengah digalakkan untuk mengatasi problem urban farming.

“Seperti yang kita tahu, masalah saat ini adalah ekstensifikasi lahan yang sangat impossible untuk dikembangkan, jadi harus intensifikasi lahan, dengan metode ini (Ratun) sangat cocok,” tegasnya.

Sementara, Koos Kuntjahjo inovator teknologi Ratun, mengaku optimis penanaman padi Ratun akan banyak membantu petani meningkatkan hasil panen. Dia menyebut, cara itu sebelumnya telah berhasil saat dikembangkan di Karawang.

“Dengan teknologi ini, selain bisa menghemat pupuk sampai 50 persen. Termasuk residu dari pupuk sintetis bisa dihindari. Kualitas bulir padinya juga tidak kalah, sama seperti padi pokoknya atau induknya,” kata Kuntjahjo. (Rud/271)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE