
KELAIK LAUTAN KAPAL JUGA JADI PERBINCANGAN
TITIKOMAPOST.COM, BANYUWANGI – Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT mulai melakukan investigasi penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Investigasi yang dilakukan salah satunya terkait surat persetujuan berlayar atau SPB yang dikeluarkan oleh Syahbandar Banyuwangi.
Surat persetujuan berlayar atau SPB yang dikeluarkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan atau KSOP Tanjung Wangi, Banyuwangi akan menjadi titik awal kapal KMP Tunu Pratama Jaya berlayar dari pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur menuju Gilimanuk, Bali, Rabu (2/7/2025) hingga tenggelam dalam pelayaran pada titik koordinat 8° 9’32.35″S 114°25’6.38 di perairan Selat Bali.
Penelusuran SPB kapal tersebut cukup beralasan guna menggungap data muatan yang sebenarnya diangkut. Pasalnya, dari fakta di lapangan terdapat selisih antara data korban yang diketemukan dengan jumlah yang terdaftar dalam manifes yang dibuat pihak pelayaran saat melampirkan pengajuan surat persetujuan berlayar atau SPB. Jika melihat peran KSOP sebagai pengawas seperti yang tertuang dalam PM 25/2016 tentu persoalan selisih data manifes tidak akan terjadi, begitu juga terkait kelaik lautan kapal menjadi pergunjingan.
Dari kejadian yang begitu cepat dalam tiga menit saat mengalami kebocoran dipertanyakan banyak pihak, salah satunya Bimo alumni Teknik Perkapalan yang dituturkannya pada pendengar salah satu radio swasta di Surabaya yang mempertanyakan peran KSOP terkait pemeriksaan dan pengawasan kelaik lautan kapal.
Tapi sayang, pihak KSOP Tanjung Wangi saat dikonfirmasi titikomapost.com terkait KMP Tunu Pratama Jaya belum merespon.
KNKT menelusuri berbagai aspek teknis dan operasional kapal, baik sebelum dan saat kapal berlayar dari pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk, Bali. Salah satunya adalah SPB sebagai syarat mutlak sebelum diberangkatkannya kapal yang hendak berlayar. KNKT juga akan melihat kondisi alat keselamatan yang tersedia diatas kapal.
“Melihat apakah rekomendasi kita terhadap life raft itu sudah terlaksana baik dilapangan. Bahwa rekomendasi yang sudah pernah kita keluarkan diharapkan sudah berjalan,” kata Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono. (RG)





























