Hadirkan 21 Perusahaan Pelayaran BP2IP Malahayati Pastikan Cadetnya ‘OK’

89
Kepala BP2IP Malahayati Aceh, Capt. Anugrah Nur Prasetyo bersama Ketua Mahkama Pelayaran, Capt. Arifin Soenardjo sebagai Kaynote Speaker dalam acara coffe morning di Surabaya, Kamis (25/10/2018).

BANGUN KERJASAMA DALAM KEGIATAN REKRUITMEN CADET PRALA DAN ALUMNI 

SURABAYA – BP2IP Malahayati Aceh berupaya membangun kerjasama dengan perusahaan pelayaran dan merangkul seluruh stakeholder yang ada di Surabaya guna mendapatkan kepercayaan untuk memastikan bahwa seluruh anak didik atau Tarunanya mendapat kesempatan dalam kegiatan Rekruitmen Cadet Prala maupun Alumninya. Hal itu diungkapkan Kepala BP2IP Malahayati Aceh, Capt. Anugrah Nur Prasetyo, M. Si. dalam acara Coffee Morning bersama para stakeholder di Hotel Grand Mercure Surabaya (Kamis, 25/10/2018).

“Kami sangat berterima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh perusahaan pelayaran serta para stakeholder telah meluangkan waktu untuk dapat menghadiri kegiatan Coffee Morning yang kita selenggarakan dan juga telah memberikan kepercayaan kepada BP2IP Malahayati Aceh untuk membangun Kerjasama dalam kegiatan Rekruitmen Cadet Prala, Alumni, serta pelaksanaan Diklat Keterampilan untuk para crew kapal di perusahaan pelayaran,” ujar Capt, Anugrah dalam sambutannya.

Disamping sebagai ajang silaturrahim, lanjut Anugrah, kegiatan Coffee Morning tersebut juga dirangkaikan dengan kegiatan sosialisasi dan promosi Taruna DP III Pembentukan yang akan melaksanakan praktek laut pada bulan desember 2018 kepada 21 perusahaan pelayaran Surabaya yang hadir. Menurutnya, Taruna Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Malahayati mempunyai kemampuan yang dapat dijual dimata perusahaan pelayaran di seluruh Nusantara bahkan di tingkat Dunia.

Baca Juga  Jasa Raharja Malang On The Spot Cek IWKBU Kepada Para Pengemudi Mikrolet 

“Dalam melaksanakan fungsi pendidikan, BP2IP Malahayati Aceh berupaya secara maksimal dan berkesinambungan untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder dan perusahaan pelayaran,” terangnya.

Sedang, kemampuan yang dimiliki lulusan dari BP2IP Malahayati tidak lagi diragukan meski dalam usia yang relatif masih muda telah mampu mencetak pelaut-pelaut yang handal dibidangnya, itu nampak dari pernyataan yang disampaikan oleh salah satu perwakilan perusahaan pelayaran PT Meratus yang memberikan pernyataan mengakui kemampuan yang Taruna Malahayati.

“BP2IP Malahayati Aceh dengan umur yang relatif muda namun sudah mampu menyediakan tenaga profesional pelaut yang memiliki daya saing yang tinggi,” kata Andreas, Crewing Manager PT. MERATUS, Tbk.

Sementara itu, Ketua Mahkamah Pelayaran, Capt. Arifin Soenardjo SH. MH selaku Keynote Speaker mengatakan, Aceh pasca tsunami kondisi daerahnya begitu parah semua infrastruktur yang ada hapir rata dengan tanah, begitu juga perekonomian maupun sektor pendidikan sehingga sangat perlu dilakukan pemulihannya. Seiring berjalannya waktu, Pemerintah mengembangkan pusat pendidikan khusus di dunia pelayaran  sebagai langkah pemerataan pendidikan diseluruh Indonesia dengan mendirikan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Malahayati Aceh.

Baca Juga  Jasa Raharja Komitmen Jaga Kualitas Pelayanan Selama Pam Lebaran 2024

“Disamping belum ada sekolah pelayaran di wilayah Barat khususnya Aceh maka didirikanlah BP2IP Malahayati sebagai upaya pemerataan pendidikan,” tuturnya.

Arfin juga mengingatkan, Surabaya sebagai kota metropolitan terbesar kedua setelah Jakarta juga memiliki pelabuhan dengan tingkat kesibukan bongkar muat yang sangat tinggi baik ekspor-impor maupun sebagai pintu gerbang logistik untuk wilayah Indonesia bagian Timur. Wajar kalau perusahaan pelayaran yang ada di Surabaya juga tumbuh sehat dan otomatis armada kapal yang dimilikinya pun relatif banyak sehingga kebutuhan pelaut yang mengawakinya juga sangat banyak dibutuhkan.

“Surabaya merupakan pelabuhan besar wajar kalau kapal-kapal yang ada wajib menerima Taruna Prala dari Malahayati mengingat Aceh sendiri pelabuhan kecil,” jelas Arifin.

Disamping itu, BP2IP Malahayati Aceh juga merupakan salah satu dari delapan sekolah transportasi yang mendapat penghargaan pelayanan prima unit pelayananan publik di lingkungan Kementerian Perhubungan dimana penghargaan ini diberikan kepada unit-unit pelayanan publik baik unit pemerintahan, BUMN, maupun swasta yang bergerak di bidang transportasi.

“BP2IP Malahayati tak juga berhenti berinovasi, saat ini sedang giat-giatnya memfokuskan program maritime english,” pungkas Arifin. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE