Pelabuhan Tarakan Lengkapi Sistem Keamanan Ala Bandara

78
Pintu masuk pelabuhan Tarakan Kalimantan Utara yang telah dilengkapi Toll Gate.

WUJUD SEBAGAI PILOT PROJECT PENINGKATAN KESELAMATAN PELAYARAN

TARAKAN – Setelah ditetapkan sebagai salah satu dari 6 (enam) Pilot Project pelabuhan yang harus melakukan peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran serta peningkatan level of service (tingkat pelayanan) oleh Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut (Ditjen hubla), pelabuhan Tarakan Kalimantan Utara telah siap untuk melakukan perubahan. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tarakan, Agus Sularto bahwa pihaknya sudah membuat langkah strategis.

“Meliputi sosialisasi penggunaan tiket online, sterilisasi pelabuhan, perketat keamanan dengan menggunakan mesin X-Ray di terminal penumpang dan kepastian setiap awak kapal bersertifikat standar keselamatan serta penegakan hukum (law enforcement),” ujarnya kepada titikomapost.com, Senin (7/1/2019).

X-ray yang dipasang oleh Pelindo IV di terminal penumpang pelabuhan Tarakan Kalimantan Utara.

Untuk itu, lanjut Agus, peralatan X Ray baru sudah ditempatkan di terminal penumpang Tarakan dan juga kami telah berkoordinasi dengan PT. Pelindo IV untuk segera memasang gate in system yang terintegrasi dengan pemindaian boarding pass penumpang sebelum masuk ke area steril.

“Dengan adanya peralatan e-ticketing, toll gate, x-ray dan lainnya maka perlu dilakukan perubahan tata letak agar lebih strategis penempatannya,” jelas Agus.

Baca Juga  Mudik Balik Ceria Penuh Makna di Pulau Sapeken, Pagerungan dan Kangean

Namun, Agus tak memungkiri, masih ada kekurangan dan tanggapan negatif meski sosialisasi dilakukan, hal ini tak lain karena masyarakat belum terbiasa, akan tetapi pihaknya tetap terus melakukan evaluasi secara bertahap dengan upaya meminimalisir adanya barang-barang berbahaya yang akan dibawa naik ke atas Kapal.

“Bahkan akan membutuhkan waktu enam bulan atau setahun, sebab dalam memberikan pemahaman dengan adanya peralatan baru di pelabuhan itu tidak gampang karena masyarakat masih berpedoman dengan kearifan lokal atau budaya dan kebiasaan,” paparnya.

Disamping itu, Mantan Kepala Bidang Tertib Berlayar Syahbandar Tanjung Perak itu mengatakan, akan melakukan langkah tegas terhadap operator kapal yang tidak kooperatif meski sosialisasi dan dukungan diberikannya.

“Sistem ini mutlak harus dilaksanakan, bagi operator yang tidak mengikuti prosedur maka tidak dapat beroperasi di Pelabuhan,” tegas Agus.

Sehingga perlu dukungan seluruh stakeholder yang ada dilingkungan pelabuhan Tarakan mengingat traffic kapal penumpang sangat ramai selain dukungan dari pusat tentunya untuk menjadikan pelabuhan percontohan.

“Kami optimis akan dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak lama lagi,” kata Agus.

Baca Juga  Jasa Raharja Probolinggo Lakukan Intensifikasi dan Collection Rate Pajak Ranmor serta Koordinasi Dengan RS Djatiroto Lumajang

Sedang, pelaksanaan angkutan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 diakuinya dapat berjalan lancar dan aman. Itu juga karena sistem keamanan ala Bandar sudah dijalankan di pelabuhan Tarakan.

“Alhamdulillah pelaksanaan angkutan Nataru berjalan dengan baik dan lancar,” pungkas Agus.

Untuk diketahui, dari enam pelabuhan yang menjadi pilot project penerapan penertiban pelabuhan ala Bandara, 5 (lima) diantaranya adalah Pelabuhan Muara Angke, Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung Pinang, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Murhum Baubau dan Pelabuhan Tulehu Ambon. (RG/AS)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE