Gubenur Khofifah Sebut Jurnalis Untuk Divaksin  

44
Gubernur Khofifah (kanan depan), usai melihat proses vaksinasi Nakes di RS Delta Surya Sidoarjo, Ahad (31/1/2021).

titikomapost.com, SIDOARJO – Soal vaksinasi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh wilayahnya harus segera melakukan koordinasi lebih masif lagi dan signifikan. Setelah tahap pertama untuk tenaga kesehatan (nakes) sebagai garda terdepan penanganan Covid-19.

Selanjutnya, vaksinasi tahap kedua dilakukan untuk semua yang berada di fungsi layanan umum, termasuk para jurnalis.

“Saya sudah berkomunikasi dengan Ibu Kepala Dinas Kesehatan, juga kepada Ketua PWI Jatim, yang mendapat vaksin termasuk yang memberikan layanan publik, di dalamnya adalah teman-teman jurnalis,” kata Gubernur Khofifah, usai melihat proses vaksinasi Nakes di RS Delta Surya Sidoarjo, Ahad (31/1/2021).

Gubernur Khofifah juga mengingatkan pentingnya vaksinasi bagi para nakes, karena mereka adalah garda terdepan yang bersinggungan langsung dengan pasien, guna mencegah penyebaran virus Corona.

Saat memberikan paparan di lantai dua rumah sakit itu, dikatakan bahwa dalam pelaksanaannya juga diingatkan untuk tetap menjaga jarak dan menghindari terjadinya kerumunan.

Itu harus dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona, khususnya di Sidoarjo.

Baca Juga  Mudik Balik Ceria Penuh Makna di Pulau Sapeken, Pagerungan dan Kangean

Melihat jalannya vaksinasi di rumah sakit itu, Gubernur Khofifah didampingi Pj Bupati Sidoarjo Hudiyono dan jajaran Forkopimda.

Untuk diketahui, di Sidoarjo, ada sebanyak 286 nakes terverifikasi mendapat vaksin Covid-19. Dari jumlah itu, di RS Delta Surya ada sebanyak 236 nakes. Kemudian dari Puskesmas Kota Sidoarjo sebanyak 50 nakes.

Khofifah juga berpesan, selalu dilakukan update data, dihitung dengan tepat, berapa yang akan di vaksin, berapa yang tidak bisa menerima vaksin, lantaran penyitas, menyusui atau hamil.

Data itu juga dibutuhkan untuk memastikan jumlah kebutuhan vaksin yang harus diterima olah Jatim.

“Di antara data yang sudah terekam tapi ternyata penyintas, misalnya seperti saya, lalu ada menyusui serta karena hamil. Yang seperti ini sudah harus di-replace, datanya harus terus diperbaharui. Selain untuk pendataan pemenuhan kebutuhan vaksin juga untuk tenaga vaksinator,” urai mantan Menteri Sosial itu.

Ditambahkan, semakin cepat dilakukan vaksinasi diharapkan kekebalan imunitas bisa lebih cepat terwujud. (Rud/Ini)

 

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE