Minim Kapasitas Syahbandar Tanjung Perak Pugar Musholah Al Amanah

840
Kepala kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Amiruddin, MM saat melakukan peletakan batu pertama pemugaran Musholah Al Amanah kantor Syahbandar Tanjung Perak Surabaya, Selasa (17/7/2018).

SURABAYA – Banyaknya jamaah yang hendak beribadah di musholah Al Amanah hingga harus bergantian untuk melakukan sholat dipandang perlu untuk dilakukan pemugaran guna perluasan. Hal itu dikatakan Kepala Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Amiruddin, MM saat melakukan peletakan batu pertama pemugarannya, Selasa (17/7/2018).

“Setiap hari orang yang mau sholat sampai harus bergantian karena kapasitas musholah tidak mencukupi. Dan setelah dibicarakan sepakat kita lakukan pemugaran,” ujarnya.

Amiruddin juga mengaku, dirinya merasa ikut bersalah tatkala setiap hari hampir seribuan orang hendak beribadah sholat berjamaah harus bergantian mengingat tempatnya yang terbatas.

“Bayangkan, karyawan kantor syahbandar aja sekitar 300 orang dan ditambahlagi para dinas luar pelayaran yang mengurus dokumen kapal dan masyarakat yang kita beri pelayanan hampir seribu orang,” terangnya.

Sedang sumber dana untuk pemugarannya, Amiruddin menambahkan, kita menggali dari swadaya masyarakat internal maupun sekitar kantor syahbandar bukan dari anggaran negara mengingat bangunan yang ada bukan bangunan milik negara.

“Lebih mudah untuk melakukan pemugaran karena tidak harus memerkukan prosedur penghapusan sehingga mengingat bangunan milik negara,” tandas Amiruddin.

Kepala kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Amiruddin, MM saat melakukan peletakan batu pertama pemugaran Musholah Al Amanah kantor Syahbandar Tanjung Perak Surabaya, Selasa (17/7/2018).

Menurut Amiruddin, untuk teknis pembangunannya tidak ada target kapan harus diselesaikan namun dari kepedulian yang besar dari seluruh masyarakat sekitar baik pribadi maupun perusahaan mereka menyatakan kesanggupan untuk segera mungkin menuntaskan berdirinya musholah Al Amanah ini.

“Salah satu contoh, ada penyumbang yang menyatakan bahwa lantai dan atap biar saya yang nyumbang pak,” ucap Amiruddin menirukan hamba Alloh yang menyumbang.

Syahbandar kelahiran Sulawesi Selatan itu berharap, bagi masyarakat manapun yang hendak menyisihkan sebagian rizkynya untuk membantu pembangunan musholah ini sangat terbuka dan diharapkan yang menjadikan tabungan amal ibadah.

“Jika direnungi, ternyata harta kita yang sesungguhnya hanya tiga saja, selebihnya memang harta kita tetapi hakikatnya bukan harta kita, yaitu Makanan yang kita makan, Pakaian yang kita pakai dan Sedekah itulah harta kita sebenarnya,” ingat Amiryddin.

“Nanti akan merasa menyesal bagi kita yang tidak menyumbang setelah musholah jadi karena ini tabungan akhirat kita,” imbuhnya.

Sedang, disinggung apakah ini nantinya jadi Masjid, Amiruddin mengatakan, jika dari hasil pembicaraan dengan jemaah yang rutin beribadah disini dan dengan pengurus yang ada dipandang perlu untuk di tibgkatkan statusnya kenapa tidak.

“Nanti tergantung dari jamaah dan pengurus kalau toh mampu untuk menjadikan masjid dan sepakat menjalankan ya tidak apa-apa,” unglapnya. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE