Dinyatakan Hilang TB UJ 007 Ternyata Sembunyi 25 Mil Dari Perairan Marunda

1098
Tim KPLP KSOP Kelas V Marunda saat menghampiri posisi keberadaan Tug Boat TB UJ 007 25 mil dari pintu alur pelabuhan Marunda.

MARUNDA – Sempat dinyatakan hilang kontak di Perairan Balongan Indramayu Tug Boat TB UJ 007 yang menggandeng BG Yamani II akhirnya ditemukan keberadaannya. Hal itu diungkapkan Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas V Marunda, Yuserizal bahwa kapal Tug  Boat UJ 007 dengan 9 (sembilan) orang awak kapal saat ini telah berlabuh di Pelabuhan Marunda dengan selamat dan aman.

“Sebelumnya kapal tersebut dilaporkan hilang kontak oleh pemilik kapal kepada Tim SAR untuk dilakukan tindakan pencarian serta pertolongan mengingat saat itu saluran komunikasi ke kapal dan nakhoda beserta awak kapal terputus,” ujarnya, Ahad (8/7/2018).

Menurut Yuserizal, kapal Tug Boat UJ 007 milik PT Pusaka Barito Utama berbendera Indonesia dilaporkan hilang kontak ketika berangkat dari Bojanegara Banten dengan tujuan Batang-Semarang pada tanggal 30 Juni 2018 lalu.

“Kapal tersebut bermuatan cerobong untuk PLTU Sumur Adem semestinya tiba di Pelabuhan Batang Jawa Tengah pada tanggal 4 Juli 2018. Kondisi cuaca saat itu sedang buruk,” jelas Yuserizal.

Namun, lanjut Yusrizal,setelah mendapat informasi, petugas KPLP dari KSOP Marunda diterjunkan langsung untuk mengecek kapal Tug Boat UJ 007 yang berlabuh 25 mil dari pintu masuk Pelabuhan Marunda dan memastikan seluruh awak kapal dalam keadaan selamat serta membawa para awak kapal ke kantor KSOP Marunda.

Baca Juga  Wajib Pajak Harus Tau Manfaat SWDKLLJ bagi Kendaraan Terlibat Laka Lantas

“Nakhoda kapal Tug Boat UJ 007, Edward menceritakan kronologis kejadiannya di kantor KSOP Marunda dan ia mengatakan bahwa kondisi cuaca buruk sehingga mengganggu saluran komunikasi dan kapal harus sembunyi berlindung dari cuaca extime di lokasi yang aman. Adapun kapal beserta awak kapal yang berjumlah 9 orang semuanya selamat dan aman,” katanya.

Yuserizal jugaa mengingatkan, akhir-akhir ini cuaca cenderung ekstrim dan berbahaya bagi pelayaran. Oleh sebab itu, Yuserizal meminta para pemilik kapal dan nakhoda untuk mengutamakan keselamatan pelayaran.

Perhatikan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG sebelum berangkat. Ditjen Perhubungan Laut juga rutin menerbitkan maklumat pelayaran tentang kewaspadaan terhadap cuaca ekstrim yang terjadi di perairan Indonesia. Lengkapi alat keselamatan di atas kapal dan segera berlindung di pulau terdekat bila di tengah pelayaran terjadi cuaca buruk,” pungkasnya. (RG/WN)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE