Bimtek Selesai Bukan Akhir Tapi Awal Implementasi Keselamatan Pelayaran Bagi Kapal Tradisional Di Sumenep

84
Ketua Panitia Bimtek Keselamatan Pelayaran Sumenep, Capt. Ari Wibowo saat memberikan sertifikat dalam penutupan bimtek, Jum'at (14/9/2018).

DITKAPPEL MAU PESERTA BISA TERAPKAN DI LINGKUNGAN MASING-MASING

SUMENEP – Bimbingan teknis (Bimtek) keselamatan pelayaran untuk wilayah Sumenep yang diselenggarakan Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Perhubungan Laut diharapkan bisa memberi pemahaman dan pengetahuan terkait pengoperasian kapal tradisional yang berstandart dengan memenuhi aturan keselamatan pelayaran sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dapat meminimalisir angka kecelakaan kapal di laut.

“Keselamatan adalah yang utama dalam bertransportasi, khususnya pelayaran. Kita melatih mereka yang akan mengelola, yang bekerja di pelabuhan, di kapal dengan tentang keselamatan, serta bagaimana mereka mempelajari law enforcement sesuai amanat Undang-Undang, tentunya juga yang diatur oleh International Maritime Organization (IMO),” ujar Kepala Seksi Sertifikasi Keselamatan Kapal Penumpang dan Nelayan Ditkappel, Capt. Ari Wibowo sebagai Ketua Panitia Bimtek mengutip pernyataan Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Hubla Ir. Dwi Budi Sutrisno, Msc saat menutup kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Keselamatan Pelayaran di Sumenep, Jum’at (14/9/2018).

Sedang pelaksanaannya, lanjut Ari, bimtek keselamatan pelayaran untuk kapal rakyat atau tradisional itu sendiri telah dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 12 hingga 14 September 2018.

Baca Juga  Tips Persiapan Mudik Aman, Jasa Raharja Kerjasama Beri Diskon Service Motor Upaya Pencegahan Laka Lantas Akibat Faktor Kendaraan  

“Dalam pelatihan tersebut, peserta diberikan pengarahan dan materi terkait peningkatkan implementasi keselamatan pengoperasian kapal, keselamatan pelayaran, penegakan hukum Surat Persetujuan Berlayar (SPB), penegakan hukum kapal-kapal tradisional, dan sosialisasi e-ticketing,” terangnya.

Ari juga mengingatkan, Dari sekitar 80 orang peserta yang berasal dari UPT Ditjen Hubla, Dishub kabupaten dan provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan SAR, Galangan kapal, dan pemilik serta operator kapal itu dituntut serius untuk dapat memahami keseluruhan materi. Pasalnya, awal tahun 2019 law enforcement terhadap kelengkapan kapal tradisional dengan tegas akan dilaksanakan sehingga jedah waktu tiga bulan ini dirasa cukup sebagai sosialisasi hal tersebut.

“Tentunya, dengan selesainya bimtek ini bukan menjadi akhir mengetahui tentang keselamatan pelayaran namun ini merupakan awal bagi mereka akan melaksanakan dari apa yang telah di dapat selama bimtek di lingkungan masing-masing,” tandas Ari.

Sementara, peralatan keselamatan pelayaran yang di demokan pada peserta bimtek seperti, Life jacket, Pelampung Penolong Bentuk Cincin (Ring Life Buoys) , Pelempar Tali Penolong (Line Throwing Apparatus) dan Isyarat Asap (Pyrotechnis).

Baca Juga  Jelang Idul Fitri 1445 H, Jasa Raharja Kediri Gas Aksi Tempel Stiker Imbauan Keselamatan Kepada Perusahaan Otobus

“Sehingga dari rangkaian materi bimtek yang diperoleh dalam kelas dengan realita dilapangan matching sehingga nantinya dapat diimplementasikannya,” pungkas Ari. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE