Navigasi Siapkan 16 Pelampung Suar Tunjang Alur Pelayaran Timur Surabaya

100

SURABAYA – Seperti kita ketahui bersama bahwa Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS) itu sudah berfungsi semenjak dahulu dan menjadi lintasan bagi kapal-kapal dari belahan Indonesia Timur yang hendak ke Tanjung Perak, namun alur pelayaran tersebut kebanyakan hanya dapat dilalui kapal pada siang hari saja. Pasalnya, alat sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) berupa bouy yang terpasang tidak dilengkapi dengan lampu suar yang dapat menuntun kapal saat melintas alur pada malam hari.

“Kali ini hanya dilakukan peningkatan kondisi alur dengan dilengkapi pelampung suar atau bouy yang ada lampunya sehingga dapat menuntun kapal di malam hari yang hendak mesuk Tanjung Perak khususnya bagi kapal-kapal dari wilayah Timur. Sedang sebelumnya hanya terdapat pelampung yang tak bersuar dengan jumlah yang terbatas,” ujar Kepala Kantor Distrik Navigasi Kelas I Surabaya, M. Dahri saat dikonfirmasi, Selasa (15/1/2019).

Menurut Dahri, memang alur APTS itu sudah ada sejak jaman dulu, namun legalitasnya baru ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan dengan keputusan menteri nomor 821 Tahun 2018 Tentang penetapan alur pelayaran, sistem rute, tata cara berlalulintas, dan daerah labuh kapal sesuai dengan kepentingannya di alur pelayaran timur Surabaya. Dimana, APTS akan dilengkapi dengan pelampung suar berupa bouy sebanyak 16 unit yang ditempatkan pada titik-titik posisi sesuai dengan ketetapan yang sudah ditentukan.

Baca Juga  Kepala Jasa Raharja Pamekasan Hadiri Pemberangkatan Balik Gratis Warga Madura Oleh Pemprov Jatim

“Saat ini baru dipasang 6 unit sebagai peningkatan dari 4 unit yang dulu ada hanya berupa anak pelampung tanpa suar. Dan 10 unit kekurangan akan dipasang secara menyusul satu persatu hingga terpenuhi semuanya berjumlah 16 unit,” jelas Dahri.

“Saat ini 4 anak pelampung yang ada akan direnovasi dengan dilengkapi lampu sehingga bisa bersuar dan dapat digunakan untuk penuntun malam hari,” imbuhnya.

Dengan demikian, lanjut Dahri, kapal-kapal khususnya yang berlayar dari wilayah Indonesia Timur dapat masuk ke pelabuhan Tanjung Perak maupun Kalimas setiap saat melintas melalui alur pelayaran timur Surabaya. Meski demikian, kapal-kapal yang melintas tersebut tidak serta merta dapat memasuki alur dengan semaunya tanpa perhitungan yang tajam karena butuh familiarisasi atau kebiasaan dari seorang nakhoda serta juga mempertimbangkan faktor cuaca.

“Sarana SBNP yang dipasang sepanjang alur APTS salah satunya hanya sebagai rambu penuntun untuk menunjukkan batas-batas alur-pelayaran yang aman dan bukan alat penentu kedalaman alur sehingga tetap saja dibutuhkan keahlian nakhoda kapal untuk melintas alur biar tidak kandas,” terang Dahri.

Baca Juga  Tingkatkan Sinergitas, Kepala Jasa Raharja dan Pembina Samsat Lakukan Audiensi Bersama PJ Walikota Kediri

Sementara itu, disinggung soal kabar peranan Vessel Traffic Service (VTS) guna menunjang pemanduan secara elektronik, Dahri menjelaskan, regulasinya akan direvisi yangmana VTS dapat melakukan pemanduan secara elektronik maupun backup pemanduan secara fisik. Tentunya semua tidak bisa dipandu secara elektronik untuk alur-alur dan sistuasi tertentu atau keadaan tertentu. Fungsinya akan ditingkatkan sebagai sarana pemanduan sedang saat ini masih sebagai alat bantu pemanduan.

“Saat ini sedang digodok yang nantinya akan kolaborasi operator VTS dengan personil pemanduan dari Pelindo III sebagai penyelenggara pemanduan yang akan dituangkan dalam bentuk kerjasama. Nanti akan digabung antara operator pemanduan dengan operator VTS satu atap dan MoU nya dibikin,” pungkasnya. (RG)

 

 

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE