Kepala KSOP Gresik: “Kelelep” Masyarakat Maritim Saat Vaksinasi

53
Kepala KSOP Kelas II Gresik Capt. Dwi Yanto (dua dari kiri) bersama GM Pelindo III Gresik, dan Bupati Gresik serta jajaran HIPMI Jatim berserta muapika saat mengikuti pembukaan vaksinasi di pelabuhan Gresik, Senin (16/8/2021).

titikomapost.com, GRESIKDiluar dugaan, upaya yang dilakukan KSOP Gresik agar 2000 masyarakat maritim yang ada di Gresik dapat tervaksin justru kewalahan menyediakan peserta Vaksin Covid 19. Pasalnya, yang semula kuota untuk 2000 orang masyarakat maritim ternyata HIPMI menyediakan 5000 bahkan 10.000 vaksin AstraZeneca.

Berlebihnya kuota vaksin itu juga dimanfaatkan pemerintah daerah Kabupaten Gresik yang dirangkul dengan menggiring warganya untuk mengikuti vaksinasi guna memanfaatkan stok yang ada selama 5 hari (16 – 20 Agustus 2021) di Terminal Penumpang Pelabuhan Gresik.

“Awalnya kita mencari pihak yang bisa sediakan vaksin untuk masyarakat maritim sekitar 2000 orang, dan dalam perkembangannya kita dapat support dari HIPMI hingga 10.000 orang yang diselenggarakan 5 hari sampai hari Sabtu (20/21) depan,” kata Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Gresik Capt. Dwi Yanto disela sela pelaksanaan vaksinasi covid 19,” Senin (16/8/2021).

Bahkan lanjut Dwi, tersedianya vaksin bisa dibilang luber (berlebih) diluar rencana, padahal masyarakat maritim yang kita himpun hanya 2000 orang tapi vaksin yang ada digelontor himpunan pengusaha muda Indonesia (HIPMI) sampai 10.000. Makanya pelaksanaannya diperpanjang 5 hari dari 3 hari yang direncanakan awal hingga melebihi kuota.

Baca Juga  Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Evaluasi Mudik dan Persiapan Mudik Balik 2024

“Masyarakat maritim bisa dibilang hingga “kelelep” (tenggelam Jawa.red) dalam vaksin karena banyaknya vaksin yang tersedia. Insyah’alloh tidak akan terlewatkan sebagai upaya herd immunity guna membatasi ruang gerak covid di pelabuhan,” jelas Dwi.

Dwi menyebut, semangat yang ditunjukkan masyarakat maritim Gresik untuk bervaksin yang tinggi tak lepas dari peran serta KSOP dan operator pelabuhan yang salah satunya Pelindo III dalam menghimbau hingga memberi peringatan kepada semua yang berkecimpung dalam area pelabuhan untuk melengkapi diri dengan vaksin sebagai langkah melemahkan virus corona menggerayang di lingkungan pelabuhan.

“Dengan tervaksinnya semua jadi tidak perlu lagi ada syarat bagi masyarakat maritim yang hendak masuk pelabuhan bersyarat vaksin. Itu tidak perlu karena masyarakat maritim ada kesadaran yang tinggi ikut vaksin,” tandasnya.

Sementara itu, Petrus salah satu peserta yang merupakan pegawai PT GJT mengaku berharap sekali mengikuti vaksinasi tapi meski memiliki kupon antrian tiba gilirannya untuk di vaksi ternyata di tolak oleh petugas setelah dia mengaku sempat menjalani isolasi setelah dinyatakan positif pada bulan Juni 2021 lalu.

Baca Juga  Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Evaluasi Mudik dan Persiapan Mudik Balik 2024

“Setelah ikut antrian saya ditolak dokter saat mau di vaksin karena saya pernah isolasi abis positif. Katanya tenggang waktunya harus 3 bulan baru bisa di vaksin, ya terpaksa ikut nanti kalau sudah bisa,” ungkap laki-laki asal Surabaya itu. (RG)

 

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE