Para Instruktur Solaz Pahamkan Peserta Pelatihan IMDG Code di Gresik

160
Tim Intruktur Solaz saat memberi materi pelatihan IMDG Code penanganan bila terjadi keadaan darurat akibat barang berbahaya terhadap korban, Rabu (28/9/2023) di hotel santika Gresik.

titikomapost.com, GRESIK – Kegiatan Training & Sertifikasi Penanganan Muatan Barang Berbahaya di Pelabuhan IMO Course 1.10 International Maritime Dangerous Goods (IMDG) Code yang dilaksanakan oleh Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Solaz di Hotel Santika Gresik berjalan seperti yang diharapkan. Hal itu terlihat hingga hari ke tiga pelatihan para peserta merasa semakin paham akan ilmu dasar terkait penanganan barang berbahaya di pelabuhan.

Kegiatan penanganan muatan barang berbahaya (dangerous goods) dari dan ke kapal di pelabuhan memiliki potensi mishandling yang bisa menimbulkan resiko besar dan dapat merugikan semua hal bahkan nyawa personil  yang menangani maupun kru kapal yang terkait dalam kegiatan itu akan terancam. Oleh sebab itu, baik yang terlibat langsung atau pun tidak seyogyanya harus memahami tentang penanganan barang berbahaya.

Dua instruktur lembaga pelatihan dan konsultasi Solaz Win Risaldi dan dr Alfian Husin bersama oeserta pelatihan IMDG Code.

Pada hari ketiga ini, materi pelatihan masuk pada buku suplemen buku ketiga dari IMDG Code dengan materi utama adalah emergence schedule kalau terjadi keadaan darurat bagaimana dalam kondisi itu mereka bisa melakukan persiapan, peralatan keselamatan harus siap, seperti bila terjadi kebakaran ada itu ada 10 jadwal atau scedule dan sebagainya.

“Intinya dia mampu tanggap darurat bila terjadi kejadian yang tidak diharapkan akibat barang berbahaya itu terjadi kebakaran, kebocoran mereka bisa langsung aksi mengatasinya,” terang Win Risaldi, SE. MMTr Instruktur DG disela memberikan pelatihan IMDG Code, Rabu (28/9/2023)

Saat disinggung, apakah dengan waktu yang singkat semua peserta dapat memahami, Win mengatakan, secaraa taks book IMDG Code ini dipelajari saat pelatihan, nanti setelah selesai ini mereka harus mengaplikasikannya di organisasi masing-masing. Jadi, kalau mereka sering berlatih nanti akan terbiasa. Pelatihan ini adalah jalan bagaimana mereka tahu cara-cara yang tepat untuk melaksanakannya.

Baca Juga  Dirut Jasa Raharja Bersama Menko PMK, Menhub, Kapolri, Panglima TNI Serta Kakorlantas Polri Gelar Rapat Koordinasi dan Evaluasi Arus Balik Lebaran

“Untuk menguasa betul, setelah ini tiap tiga bukan sekali mereka drill latihan emergensi lokal uji coba. Jadi dalam setahun latihan empat kali itu sudah bagus. Sehingga bisa dievaluasi apa kekurangannya seperti masuk ke K3nya gitu,” harap Win.

Menambahkan, dr Alfian Husin MHRS Instruktur Medical Fist Aid Guide menjelaskan, materi yang disampaikan dalam pelatihan ini, memberi pengetahuan dasar langkah pertama bila terjadi  Kecelakaan sebagai upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik.

Sebelum melakukan pertolongan pada korban, mereka harus melindungi diri dulu. Biasanya ada empat titik yang berbahaya pada saat dalam kejadian, haitu mata, kulit, lalu pernafasan korban sampai sesuatu yang tertelan berupa barang berbahaya sampai terakhir terjadinya berhenti nafas dan berhenti detak jantung.

“Nanti kita praktikkan bila korban hilang nafas hilang detak jantung. Bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan agar fungsi keduanya dapat berfungsi kembali sebelum ambulance datang,” urainya.

Dengan mengikuti pelatihan ini, Alfian menegaskan bahwa diharapkan setiap peserta bisa melakukan bantuan hidup dasar pada korban-korban terutama akibat barang berbahaya.

Saya berharap dengan pelatihan yang singkat ini mereka (peserta.red) dapat melakukan tindakan awal setidaknya bisa mengurangi komplikasi yang terjadi ataupun mempertahankan hidup korban sampai mendapat penanganan medis dari rumah sakit,”

Baca Juga  Tim Pembina Samsat Madiun Bahas Kegiatan Bersama Optimalisasi Pendapatan dan Keselamatan Transportasi

“Macam materinya cukup banyak ada 15 item, tapi ini sudah saya ringkas biar peserta diharap cukup mengerti dengan lakukan praktik langsung dengan boneka peraga agar terkesan seperti sungguhan,” tambahnya.

Hendry N Hutapea Project Manager Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Solaz .

Ditempat yang sama, Hendry N Hutapea Project Manager Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Solaz mengatakan, pelatihan ini bertujuan memberi pemahaman kepada peserta tentang IMDG Code mulai dari pengenalan samapai dengan penanganan barang berbahaya. Selesai pelatihan, peserta diharapkan mampu memahami IMDG Code dan menangani bahan/barang berbahaya sesuai ketentuan yang berlaku sehingga resiko barang berbahaya akibat mishandling dapat diminimalisir.

“Kami hadir mendapat kepercayaan dari Direktorat KPLP untuk menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi khusus IMDG Code yang diikuti 25 orang dari berbagai perusahaan di Gresik,” katanya.

Dalam pelaksanaan pelatihan ini, lanjut Hendry, Solaz menghadirkan para instruktur yang sudah berkompeten dibidangnya masing-masing, seperti IATA DGR Training, DG Road Transportation, Fire & Explosion Safety Training, IMO 1,2 & 3, Publik Training, In-House Training, dan lain sebagainya.

“Komitmen kami dari tahun 2005 hadir menjadi mitra pemerintah dan perusahaan untuk memberikan Training & Sertifikasi Penanganan Muatan Barang Berbahaya di Pelabuhan IMO Course 1.10 International Maritime Dangerous Goods (IMDG) Code,” terang Hendry.

Sebelumnya, Hendry mengaku bahwa Solaz juga dipercaya oleh Terminal Teluk Lamong besutan PT Pelindo itu untuk mengadakan training serupa yang dilaksanakan pada hari ini di Santika Hoyel Gresik.

Baca Juga  Pelindo Hidupkan Program JASTIP  di Pelabuhan Tanjung Perak

“Dua bulan lalu kami juga menyelenggarakan pelatihan serupa di Terminal Teluk Lamong,” imbuhnya.

Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Dhoni Rahmadani wakil dari PT Citra Baru Adi Nusantara mengungkapkan bahwa dirinya merasa semakin pede sebagai salah satu pihak yang berkecimpung di pelabuhan setelah mengikuti pelatihan IMDG Code.

“Saya bersyukur bisa mewakili perusahaan untuk mengikuti training ini. Selain dapat ilmu baru juga pengalaman cara melakukan penanganan terkait barang berbahaya saat bongkar muat di kapal,” ujarnya.

Pelatihan ini baru pertama kali saya ikuti, dan sangat perlu kami dapatkan. Minimal sebagai pengetahuan dasar penanganan barang berbahaya agar bisa kami terapkan nantinya jika ada muatan kapal yang kategori barang berbahaya.

“Kami jadi tahu tata cara penanganan barang berbahaya baik apa saja yang masuk kategori barang berbahaya, saat menempatkan posisi dimana seperti apa serta code code barang berbahaya itu apa,” ungkap Dony yang merasa puas atas apa yang disuguhkan oleh trainer selama pelatihan.

Sedang pelatihan itu sendiri sesuai jadwal yang telah diagendakan akan diselenggarakan hingga tanggal 29 September 2023 yang akan datang dari awal pelaksanaan pada hari, Senin (25/9) yang dibuka langsung oleh Kepala KSOP Gresik, Hotman Siagian. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE