Jasa Raharja Fasilitasi 300 Pengajar Ikuti Program Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas

16
Jasa Raharja Fasilitasi 300 Pengajar Ikuti Program Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas
Dirut Jasa Raharja Rivan A. Purwantono dalam acara pengenalan Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas pada 300 pengajar di Hotel Bhumi Surabaya pada Kamis (1/02/2024).

titikomapost.com, SURABAYA – Masih dalam rangkaian pengenalan Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas pada mata pelajaran tingkat SD-SMA Sedrajat, 300 Pengajar mengikuti kegiatan yang diinisiasi oleh Jasa Raharja dan Korlantas Polri di Hotel Bhumi Surabaya pada Kamis (1/02/2024).

Acara yang dihadri oleh Asisten Deputi Revolusi Mental Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Bapak Dr. Maman Wijaya, Dirkamsel Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia, Bapak Brigadir Jenderal Polisi Bakharuddin Muhammad Syah, SH., S.I.K, M.Si., Direktur Utama Jasa Raharja Prof. Dr. Drs. Rivan A. Purwantono, SH., MH, Direktur Hubungan Kelembagaan PT Jasa Raharja, Bapak Munadi Herlambang, Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Bapak Kombes Pol. Komaruddin, S.I.K., M.M., Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia, Bapak Dr. Sugiyono, M.Pd. dan Sub. Koordinator Sarana dan Prasarana Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Provinsi Jawa Timur, Bapak Agus Karyanto, ST serta pejabat lainnya di Provinsi Jawa Timur.

Mengawali sambutan pada kegiatan hari ini Rivan A. Purwantono menyebutkan bahwa hampir seluruh kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia selalu diawali dengan terjadinya pelanggaran lalu lintas. Diawali dengan pelanggaran yang dianggap sederhana atau kita maklumi kejadiannya, ternyata membawa dampak yang luar biasa dan mempengaruhi baik aspek kerugian negara dengan angka kerugian sekitar 2,9%-3,1% atau setara 448 – 478 T.

Baca Juga  Pengamat Transportasi: Sinergi dan Kolaborasi Jadi Kunci Utama Kesuksesan Penyelenggaraan Mudik 2024

“Dan aspek kerugian sosial mulai dari 62,5% keluarga mengalami kemiskinan karena korban ada pada usia produktif yang bisa menyebakan hilangnya pekerjaan hingga dampak lebih luasnya lagi anaknya putus sekolah. Inilah yang menghantui kita semua,” paparnya.

Rivan menambahkan, kita harus punya mindset yang sama pada hari ini, Kecelakaan ini bukan nasib, kecelakaan ini bisa dihindari. Kita bisa belajar dari negara yang memiliki behaviour yang sama dengan kita, contohnya Jepang. Pada tahun 2020 Jepang bisa membuktikan penurunan angka kematian akibat kecelakaan berkat penerapan pendidikan dari dini.

“Harapan saya kita hari ini memiliki pemahaman yang sama dengan menerapkan kurikulum baru yang diinisiasi oleh Jasa Raharja dan Korlantas Polri membuat anak didik kita memahami dan mengerti bagaimana berlalu lintas dengan mengutamakan keselamatan, hingga tercapai Generasi penerus kita adalah generasi berkeselamatan yang mendukung Indonesia Sehat dan Indonesia Maju,” ungkap Rivan.

Di tempat yang sama Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Kombes Pol. Komaruddin, S.I.K., M.M. Mengapresiasi pemilihan Jawa Timur sebagai salah satu wilayah yang mendapatkan sosialisasi langsung penerapan program ini. Apa yang hari ini kita sama-sama pelajari sejalan dengan program yang telah dilaksanakan oleh Ditlantas Jawa Timur, kami sepakat untuk mendukung tercapainya Lalu lintas yang berbudaya, agar muncul empati dan timbul rasa kesadaran dari masyarakat tidak hanya pada dirinya sendiri melainkan sekitarnya, sehingga tidak perlu lagi jatuh korban sia sia karena kecelakaan.

Baca Juga  Dirut Jasa Raharja Juga Hadir Dalam Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu Oleh Menhub

“Saya rasa program diseminasi model integrasi pendidikan lalu lintas ini adalah jawaban dari harapan kami mengenai langkah konkrit menumbuhkan kesadaran masyarakat mulai dari bangku sekolah.” Katanya.

Dalam sambutan lainnya Asisten Deputi Revolusi Mental Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Bapak Dr. Maman Wijaya menyampaikan Salah satu concern revolusi mental adalah penilaian Indeks gerakan Indonesia tertib, dan saat ini belum memuaskan penilaiannya karena trendnya masih menurun.

“salah satu faktornya adalah ketertiban berlalu lintas, saya sangat mengapresiasi inisiasi ini agar selanjutnya program ini di rekognisi kegiatan ini ke level yang lebih besar lagi sehingga lebih massive dampaknya kepada masyarakat. Harapan saya jawa timur bisa memanfaatkan betul untuk implementasi penerapannya dipastikan penerapan pembelajarannya sehingga bisa kita ukur efektifitasnya,” tutup Maman. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE