Kemhan Percayakan PT PAL Bangun 2 Kapal Perang Bersenjata

107
seremoni penandatanganan kontrak yang dilakukan antara Sekjen Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Agus Setiadji, SE MAP selaku Kabaranahan bersama Direktur Utama PT PAL Indonesia, Budiman Saleh di PT PAL, Senin (25/2/2019).

SURABAYA – Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia kembali percayakan pembangunan kapal perang yang dilengkapi dengan persenjataan kepada PT PAL Indonesia (Persero) jenis Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR 60M). Hal itu tertuang dalam seremoni penandatanganan kontrak yang dilakukan antara Sekjen Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Agus Setiadji, SE MAP selaku Kabaranahan bersama Direktur Utama PT PAL Indonesia, Budiman Saleh di PT PAL, Senin (25/2/2019).

“Pemenuhan KCR ini merupakan bagian dari peran PT PAL INDONESIA (Persero) sebagai Lead Integrator Matra Laut untuk Kapal Kombatan sesuai dengan Amanah Undang-Undang,” ujar Agus.

Menurut Agus, kapal Cepat Rudal 60 meter ini merupakan hasil inovasi yang dikembangkan dari produk sebelumnya yaitu Kapal Patroli Cepat 57 Meter. Desain pembangunan KCR 60 meter ini terus disempurnakan mereferensi dari masukan dan arahan Satuan Tugas (Satgas) serta pengguna produk. Pangadaan Kapal Kombatan ini dalam rangka pemenuhan MEF sebagai tindak lanjut implementasi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012. BUMS.

“Dengan ditandatanganinya Kontrak Pembangunan dan pemasangan Sistem Senjata KCR 60 meter dapat mendukung kemajuan industri pertahanan dalam negeri dan merupakan komitmen PT PAL Indonesua (Persero) guna memenuhi kebutuhan tugas pokok dan fungsi TNI khususnya Matra Laut,” jelasnya.

Baca Juga  Mudik Balik Ceria Penuh Makna di Pulau Sapeken, Pagerungan dan Kangean

Agus juga menambahkan, dalam pembangunan KCR 5 & 6 turut juga melibatkan 3 supplier persenjataan kelas dunia (Bofors-Swedia, MBDAPerancis, Terma-Denmark) yang sesuai dengan Opsreq TNI AL serta memiliki nilai Kandungan Lokal yang semakin meningkat karena melibatkan komponen-komponen lokal yang berasal dari 4 BUMN dan 62 BUMS.

“Bila dibandingkan dengan produk Eropa maupun dari Korea, PT PAL jauh lebih murah bahkan telah mampu lengkap dengan persenjataannya otomatis kualitasnya sesuai dengan kondisi iklim tropis,” ungkap Agus.

Pada akhirnya, Agus harapkan bisa selesai 24 bulan karena item khususnya persenjataan yang harus dipasang di kapal tersebut memerlukan waktu. Makanya dilakukan MoU agar para fendor dapat berkomitmen menyelesaikan pengerjaan kapal tersebut sesuai dengan spek yang ditentukan sehingga tidak ada alasan untuk terlambat.

“Kedepan diharapkan pengerjaan kapal ini bisa tepat waktu, tepat mutu dan terjadwal sesuai dengan spek. Dan PT PAL bisa menjadi galangan terbesar di Asia yang bisa membuat kapal perang lengkap dengan persenjataannya,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero), Budiman Saleh mengatakan, kemampuan industri lokal yang sudah terdaftar di Kementerian Pertahanan akan sangat mendukung dalam pengerjaan kapal perang ini dimana untuk peeusahaan BUMN ada keterlibatan PT Pindat, PT Tarata, PT Len dan Kratau steel sedang pihak swastanya bisa sampai mencapai 64 sampai 94 perusahaan.

Baca Juga  Pastikan Kelancaran Arus Balik, Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Tinjau Pelabuhan Panjang dan Bakauheni

“Makin besar kapal yang dikerjakan makin banyak pula keterlibatan perusahaan lokal dalam pengerjaannya,” tuturnya.

Budiman juga menambahkan, sejalan pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) Kementerian Pertahanan pada Tahun Anggaran 2015-2019 dengan tingkat kandungan lokal sebesar 19,56 persen. Untuk percepatan, menurutnya, sebelum bulan Februari 2019 mendahului kontrak di bulan Oktober dan Nopember kita sudah memberikan komitmen kepada fendor luar terkait Enggine dan persenjataan karena bukan barang yang sifatnya ready stock.

“Insan PAL Indonesia secara berkelanjutan terus berinovasi untuk menguasai teknologi industri marutim sehingga menghasilkan produk yang tepat mutu, tepat guna dan tepat kualitas,” terangnya.

Sedang, seremonial penandatanganan kontrak oengadaan Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR 60M) antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia meliputi Paltform dan Sensor Weapon Control (SEWACO) untuk KCR-60 meter kapal ke 5 dan 6 serta SEWACO untuk KCR-60 meter kapal ke-3 (KRI Halasan 630), KCR-60 kapal ke-4 (KRI Kerambit 627) ini didasarkan kontrak yang telah ditandatangani pada 28 Desember 2018 lalu di Jakarta.

Baca Juga  Korwil UPT Ditjen Hubla Jawa Timur Bersama KUPP Kelas III Sapudi Kawal Arus balik Santri Sapudi

“KCR 5 dan 6 adalah kapal perang yang pure ber SEWACO. Alhamdulillah kita sudah menyiapkan prosedur dan protokol lounchibg sehingga diperkirakan bulan Maret 2019 kita bisa lakukan lounching,” pungkasnya Budiman.(RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE