Konferensi INAP Ke-20 Momentum Pelindo III Perkenalkan Inovasi Bisnis dan Wisata Pelabuhan Perak

67
CEO Pelindo III Regional Jawa Timur Capt. Onny Djayus (kaos putih kiri) bersama delegasi INAP ke-20 di Surabaya, Kamis (23/1/2019).

SURABAYA – Untuk kali keempat perhelatan akbar konferensi tahunan organisasi jaringan pelabuhan internasional, International Network of Affiliated Ports (INAP) kembali diselenggarakan PT Pelindo III (Persero). Tahun 2019 ini menjadi sebuah kehormatan bagi Pelabuhan Tanjung Perak dalam mensukseskan yang ke-20, di Surabaya selama dua hari, 23 dan 24 Januari 2019 yang dihadiri 45 delegasi.

CEO Pelindo III Regional Jawa Timur Capt. Onny Djayus mengatakan INAP merupakan jaringan afiliasi yang mempertemukan beberapa pelabuhan di Asia dan Afrika melalui jalinan kerja sama yang intensif.

“Konferensi internasional ini bertujuan untuk memudahkan jaringan bisnis distribusi barang antarpelabuhan yang sudah menjadi anggotanya. Juga mengembangkan penggunaan teknologi, sistem handling, dan standar pelayanan pelabuhan,” ujarnya, Kamis (23/1/2019).

CEO Pelindo III Regional Jawa Timur Capt. Onny Djayus saat memberi sambutan dalam menyambut para delegasi INAP ke-20 tahun 2019 di Surabaya.

Menurut Onny, Pelindo III sebagai operator terminal di Pelabuhan Tanjung Perak merupakan anggota tetap sekaligus merupakan pendiri INAP yang telah mampu menggelar dari tahun 1999, 2016 dan 2012. Selain pertemuan rutin dan konferensi, ke- 45 delegasi tersebut juga kita ajak mengunjungi Terminal Teluk Lamong, sebagai salah satu terminal kebanggaan Indonesia, karena merupakan terminal semi otomatis pertama di Asia serta diajak melihat kemegahan terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN) Tanjung Perak, sekaligus juga memperkenalkan spot lokasi wisata baru yaitu Surabaya North Quay (SNQ) yang merupakan inovasi dari pelabuhan di Indonesia disamping sebagai pintu gerbang perekonomian.

Baca Juga  Pastikan Kelancaran Arus Balik, Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Tinjau Pelabuhan Panjang dan Bakauheni

“Dimana konsep itu belum dimiliki pelabuhan anggota INAP lainnya. Dari sana para tamu bisa melihat bagaimana pemanfaatan tata ruang di pelabuhan tidak hanya untuk aktivitas logistik, tetapi juga bisa dioptimalkan menjadi ruang publik bagi masyarakat,” terang Onny.

Sementara itu, Ketua INAP terdahulu yaitu Capt. Athula Hewavithara, Managing Director Port of Colombo, Sri Lanka Port Authority menegaskan harapannya agar di masa mendatang kerjasama melalui organisasi INAP dapat ditingkatkan lingkupnya yaitu tidak hanya antara pelabuhan utama negara yang digagas melalui Kerjasama Sister City tetapi juga dengan Perusahaan Pelayaran yang beroperasi di pelabuhan peserta serta antar Terminal Petikemas.
Sedang, Mr. S.D Weerasinghe, Foreign Training Coordinating Officer Port of Colombo – Sri Lanka, Sri Lanka Port Authority menambahkan tentang manfaat dari kerjasama organisasi INAP yaitu untuk menjembatani kerjasama perdagangan di antara berbagai pelabuhan negara yang tergabung dalam organisasi INAP.

“Diharapkan di masa mendatang, organisasi INAP dapat meluaskan keanggotaannya tidak hanya diantara pelabuhan penggagas organisasi INAP, tetapi juga lebih luas dengan perusahaan pengelola pelabuhan utama Negara baik pemerintah maupun swasta,” katanya.

Baca Juga  Pelindo Hidupkan Program JASTIP  di Pelabuhan Tanjung Perak

Dengan adanya perubahan strategi pengelolaan pelabuhan dan berkembangnya industri bisnis kepelabuhanan, bentuk dan tujuan kerjasama INAP juga harus berubah menyesuaikan kebutuhan sehingga memberikan manfaat yang besar bagi para anggotanya. Selain itu, agar program diskon pajak Bea Masuk dan potongan tarif dapat kembali dipertimbangkan dan Program Pertukaran Staff Ahli dapat kembali lebih digalakkan.

“Not only Tax and Tariff Privileges but also INAP Technical Exchange Programs (ITEP) should be emerged more intense,” ujarnya.

Untuk diketahui, saat ini INAP sudah beranggotakan 10 pelabuhan yaitu Cebu Port, Subic Bay, dan Davao Port (Filipina), Chittagong Port (Bangladesh), Colombo Port (Sri Lanka), Dangjin Port (Korea), Transnet Port Terminal (Durban, Afrika Selatan), Kochi Prefectual Government (Jepang), Mokpo Newport Terminal (Korea), Qingdao Port (China), dan Pelabuhan Tanjung Perak (Indonesia).

Organisasi INAP lahir atas prakarsa M.H.M. Ashraff, PC.MP, seorang Menteri Pembangunan, Rehabilitas dan Rekontruksi Pelabuhan Sri Lanka pada Maret 1998. Dan gagasan ini muncul karena perlu adanya jaringan afiliasi yang mempertemukan beberapa pelabuhan di Asia melalui kerja sama yang intensif. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE