Bincang-bincang Tol Laut Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana Harapkan Semua Pihak Bisa Mendukung 

152
Staf Khusus Menteri Perhubungan (Menhub) Bidang Keamanan Kemaritiman, Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana, SE saat bagikan buku Tol Laut diakhir diskusi di Terminal GSN Tajung Perak Surabaya, Rabu (18/11/2020).

SURABAYA – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) menyelenggarakan forum diskusi berkenaan penyelenggaraan Tol Laut yang dipimpin Staf Khusus Menteri Perhubungan (Menhub) Bidang Keamanan Kemaritiman, Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana, SE dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik angkutan barang di laut. Acara yang dipandu oleh Willem Thobias Fofid, S.SiT, M.Pi Itu berjalan santai dan penuh perhatian dari yang hadir,  baik dari pihak  Otoritas Pelabuhan, Syahbandar Tanjung Perak, BUP Pelindo III, operator kapal, Dinas Perdagangan Kota Surabaya, shipper Tol Laut yang diselenggarakan di gedung Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN) Surabaya , Rabu (18/11/2020).

Staf Ahli Menhub Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana menyaksikan salah satu shipper nenunjukkan beras dari Meraoke yang di kirim je Jawa lewat Tanjung Perak menggunakan kapal Tol Laut.

Terkait Tol Laut, Buyung menyebut, ada persoalan apa disana, yang jelas disparitas harga di pulau Jawa itu tidak terpaut jauh di daerah-daerah. Sampai saat ini ada tidak,,? Jawabnya ada, untuk itu semua pihak baik regulator, operator dan pengguna Tol Laut harus bisa bersinergi bagaimana kebutuhan logistik melalui Tol Laut itu bisa terlaksana dengan baik sehingga harga itu bisa dirasakan oleh saudara-saudara yang berada di daerah 3 TB (Tterpencil, Terluar, Tertinggal, dan Perbatasan) yang merupakan program pemerintah bagaimana Tol Laut itu bisa sukses.

Menurut Buyung, pemerintah sudah memulainya dari tahun 2015 melakukan dengan membuka beberapa trayek Tol Laut hingga sekarang tetap konsisten  bahwa Tol Laut itu harus tetap dilaksanakan.

“Saya sebagai staf khusus Menteri Perhubungan bisa merasakan dan melihat sendiri bagaimana  manfaat Tol Laut itu. Satu contoh di trayek T 18, dari Surabaya menuju Meraoke dan sebaliknya dengan muatan baliknya dengan mengangkut kelebihan beras dapat berjalan dengan baik,” katanya.

Baca Juga  Pelindo Hidupkan Program JASTIP  di Pelabuhan Tanjung Perak

Namun begitu, lanjut Buyung, untuk agar gerak Tol Laut ini bisa lebih maksimal dibutuhkan koordinasi untuk memecahkan persoalan sebagai solusinya dengan baik. Apalagi ada keinginan  dari Menkomarfes untuk kita melaksanakan semacam geladi Tectical Floor Game (TFG) kalau di tentara. Seluruh unsur dalam suatu waktu kita berkumpul untuk melatihkan dimana terjadi koordinasi, dinamika di lapangan sehingga segala macam persoalan ada solusinya.

“Kalau kemarin-kemarin kita belum ada Tectical Floor Game itu. Siapa, berbuat apa, dan bagaimana nantinya itu belum ada tapi dengan latihan  dulu berupa TFG semuanhya akan berkoordinasi disana,” tegas Buyung.

Sedangkan jadwal kapal-kapal Tol Laut itu sendiri sudah tersusun baku di Ditjen Perhubungan Laut sudah berjalan dengan baik, namun memang masih perlu membangun koordinasi yang baik semua yang terlibat.

“Seperti di Tanjung Perak ini, ada jadwal dua kapal Tol Laut rencana Logistik Nusantara (Lonus) 1 yang membawa muatan dari wilayah Tahunan menuju ke Surabaya. Sedang besok, ada kapal Loknus 2 yang dioperatori Pelni akan masuk membawa Beras yang surplus di Meraoke sehingga solusinya kita bawa ke Jawa melalui Surabaya,” terangnya.

Ditempat yang sama, Kasubdit Angkutan Laut Khusus dan Jasa terkait, Capt. Bharto Ari Raharjo, M.Si menambahkan,  pihaknya sudah menginformasikan kepada semua KSOP,KUPP dan juga badan usaha pelabuhan (BUP) untuk memprioritaskan kapal Tol Laut karena kapal ini memang merupakan program strategis Nasional oleh karena itu , untuk melancarkannya maka harus ada dukungan dari pihak terkait sehingga Tol Laut dapat tepat waktu dalam pelayarannya.

Baca Juga  Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Evaluasi Mudik dan Persiapan Mudik Balik 2024

“Kan kapal sudah ada skedulnya, jadi ketika kapal tiba harus segera disandarkan dan tempat sandarnya juga tempat yang betul-betul dapat mengakomodasi dari sisi teknis, panjang kapal, arus dan sebagainya dengan tingkat keamanan yang baik denhgan mengutamakan keselamatanya,” jelasnya.

“Jadi bongkar muat disana dapat segera dilaksanakan sehingga kapal tidak terlalu lama untuk melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan,” imbuhnya.

Sementara pihak BUP PT Pelindo III (Persero) melalui CEO Regional Jawa Timur , Capt. Onny Djayus menyampaimpaikan, bahwa pihak pelindo III sangat mendukung program Tol Laut tersebut  agar kapal-kapal yang melakukan aktivitas di Tanjung Perak dipastikan dapat berjalan dengan baik dalam melakukan bongakar muat.

“Saya mencontohkan tatkala pihak PBM tidak bekerja sehingga untuk tidak menghambat kegiatan bongkar muat kapal maka pegawai yang ada di Pelindo  membantu untuk lakukan pekerjaan mereka.  Itu bentuk keseriusan kita mendukung program Tol laut,” akunya.

Demikian juga terkait produksi pangan yang dibawa kapal Tol Laut, Onny menambahkan, bahwa pihaknya telah dikumpulkan oleh Direktur Operasi PT Pelindo III untyyuk membantu memasarkannya. Bahkan, secara keseluruhan pelabuhan yang ada di wilayah Pelindo III seperti pelabuhan Kupang sudah menjadi hub kegiatan tol laut.

Baca Juga  Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Evaluasi Mudik dan Persiapan Mudik Balik 2024

“Itu artinya pelindo untuk negeri membantu saudara-saudara kita yang ada di wilayah Timur,”  tandas Onny.

Sedang salah satu perwakilan Shipper, Dedy Riyanto owner CV Dewi Srijaya Papua mengaku, dengan adanya Tol laut yang dirasakannya sangat membantu sekali karena harga satuan bisa dibawa pasaran, dan petani juga bisa merasakan karena barang yang di kirim ke Jawa bisa kita jual. Selain itu koordinasinya lebih cepat, apalagi ada perlakuan prioritas untuk kegiatan kepelabuhannya itu akan sangat membantu kami yang ada di luar pulau bisa cepat mendistribusikan hasil produksinya.

“Seperti beras, kecepatan ini tentu dirasakan oleh petani karena habis panen bisa cepat didistribusikan karena beras premium sifatnya untuk tetap kualitasnya terjaga kan tidak lebih tiga bulan dari panen,” ungkapnya.

Kami sebenarnya sudah beberapa kali pengiriman  dengan menggunakan kapal komersil, namun sempat mengalami  beberapa kendala yang salah satunya tersendat akibat harga jadi mahal.

“Dengan menggunakan Tol Laut ini masyarakat dapat merasakan cepat dan bisa berkompetisi madsalah harga di pasarnya,” pungkas Dwi.

Diakhir acara, Staf Ahli Menteri Perhubungan  Bidang Keamanan Kemaritiman, Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana, SE juga membagikan buku mengenai Tol Laut kepada yang hadir. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE